Jumat, 26 Maret 2010

pengantar ilmu perpustakaan pust 2227

Materi Inisiasi II

Pengantar Ilmu Perpustakaan

(PUST2227)


Pada inisiasi kedua ini, kita akan membahas tentang pekerjaan pustakawan sebagai tenaga profesi, etika profesi dan organisasi perpustakaan. Materi tersebut dibahas pada modul 3 dan 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, bacalah dengan seksamadan teliti,karena pemahaman tersebut akan membekali dan memperkaya diskusi kita kali ini.

Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi.

2. memberikan otonomi

3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.

4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.

5. memiliki monopoli atas praktek profesi

6. Memiliki asosiasi profesional


Karena merupakan suatu profesi, organisasi profesi juga mempunyai kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.Kode etik adalah etika profesi yang diterapkan pad sebuah profesi.

Perpustakaan adalah sebuah organisasi karenadi perpustakaan bekerja sejumlah tenaga, mulai dari pembersih ruangan sampai dengan kepala perpustakaan. Kumpulan orang-orang yang bekerja di perpustakaan tergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Perpustakaan merupakan contoh sebuah organisasi formal karena dibentik secara resmi, memiliki struktur yang sengaja dibentuk serta jelas keadaannya. Ada beberapa karakteristik perpustakaan sebagai organisasi. Anda dapat membacanya pada modul 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan ya.....!

Sebagai sebuah organsasi tentunya perpustakaan memiliki rumah tangga. Cara mengatur rumah tangga perpustakaan disebut dengan tatagerha perpustakaan.

Dalam perpustakaan, arus materi perpustakaan dari sejak dipesan sampai diterima perpustakaan dan kemudian siap dipakai oleh pembaca mengikuti tahap berikut ini,

1. Jasa teknis- Akuisisi

2. Katalogisasi dan klasifikasi

3. Persiapan untuk peminjaman

4. Jasa Pembaca

5. Pemeliharaan koleksi


Beberapa kegiatan yang ada di Perpustakaan yang meliputi administrasi umum, manajemen kepegawaian, hubungan masyarakat, pemilihan dan penyiangan bahan perpustakaan, pengadaan, pengolahan bahan perpustakaan, pendayagunaan bahan perpustakaan, pengkatalogan, klasifikasi dan pengindeksan, pemencaran informasi serta peminjaman mengakibatkan adanya beberapa tugas atau pekerjaanseorang pustakawan yang termasuk ke dalam pekerjaan untuk tenaga profesional dan untuk tenaga non profesional. Nah, sekarang tugas Andalah untuk mencoba menyebutkan kedua pembagian tugas tersebut, tidak perlu seluruhnya Anda kemukakan! Anda cukup mengemukakan beberapa saja, yang terpentingAnda memahami perbedaan kedua tugas tersebut.


Pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin, Anda akan memperoleh poin untuk keaktifan Anda. Selamat Belajar !

Materi Inisiasi II

Pengantar Ilmu Perpustakaan

(PUST2227)


Pada inisiasi kedua ini, kita akan membahas tentang pekerjaan pustakawan sebagai tenaga profesi, etika profesi dan organisasi perpustakaan. Materi tersebut dibahas pada modul 3 dan 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, bacalah dengan seksamadan teliti,karena pemahaman tersebut akan membekali dan memperkaya diskusi kita kali ini.

Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi.

2. memberikan otonomi

3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.

4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.

5. memiliki monopoli atas praktek profesi

6. Memiliki asosiasi profesional


Karena merupakan suatu profesi, organisasi profesi juga mempunyai kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.Kode etik adalah etika profesi yang diterapkan pad sebuah profesi.

Perpustakaan adalah sebuah organisasi karenadi perpustakaan bekerja sejumlah tenaga, mulai dari pembersih ruangan sampai dengan kepala perpustakaan. Kumpulan orang-orang yang bekerja di perpustakaan tergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Perpustakaan merupakan contoh sebuah organisasi formal karena dibentik secara resmi, memiliki struktur yang sengaja dibentuk serta jelas keadaannya. Ada beberapa karakteristik perpustakaan sebagai organisasi. Anda dapat membacanya pada modul 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan ya.....!

Sebagai sebuah organsasi tentunya perpustakaan memiliki rumah tangga. Cara mengatur rumah tangga perpustakaan disebut dengan tatagerha perpustakaan.

Dalam perpustakaan, arus materi perpustakaan dari sejak dipesan sampai diterima perpustakaan dan kemudian siap dipakai oleh pembaca mengikuti tahap berikut ini,

1. Jasa teknis- Akuisisi

2. Katalogisasi dan klasifikasi

3. Persiapan untuk peminjaman

4. Jasa Pembaca

5. Pemeliharaan koleksi


Beberapa kegiatan yang ada di Perpustakaan yang meliputi administrasi umum, manajemen kepegawaian, hubungan masyarakat, pemilihan dan penyiangan bahan perpustakaan, pengadaan, pengolahan bahan perpustakaan, pendayagunaan bahan perpustakaan, pengkatalogan, klasifikasi dan pengindeksan, pemencaran informasi serta peminjaman mengakibatkan adanya beberapa tugas atau pekerjaanseorang pustakawan yang termasuk ke dalam pekerjaan untuk tenaga profesional dan untuk tenaga non profesional. Nah, sekarang tugas Andalah untuk mencoba menyebutkan kedua pembagian tugas tersebut, tidak perlu seluruhnya Anda kemukakan! Anda cukup mengemukakan beberapa saja, yang terpentingAnda memahami perbedaan kedua tugas tersebut.


Pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin, Anda akan memperoleh poin untuk keaktifan Anda. Selamat Belajar !

Materi Inisiasi II

Pengantar Ilmu Perpustakaan

(PUST2227)


Pada inisiasi kedua ini, kita akan membahas tentang pekerjaan pustakawan sebagai tenaga profesi, etika profesi dan organisasi perpustakaan. Materi tersebut dibahas pada modul 3 dan 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, bacalah dengan seksamadan teliti,karena pemahaman tersebut akan membekali dan memperkaya diskusi kita kali ini.

Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi.

2. memberikan otonomi

3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.

4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.

5. memiliki monopoli atas praktek profesi

6. Memiliki asosiasi profesional


Karena merupakan suatu profesi, organisasi profesi juga mempunyai kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.Kode etik adalah etika profesi yang diterapkan pad sebuah profesi.

Perpustakaan adalah sebuah organisasi karenadi perpustakaan bekerja sejumlah tenaga, mulai dari pembersih ruangan sampai dengan kepala perpustakaan. Kumpulan orang-orang yang bekerja di perpustakaan tergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Perpustakaan merupakan contoh sebuah organisasi formal karena dibentik secara resmi, memiliki struktur yang sengaja dibentuk serta jelas keadaannya. Ada beberapa karakteristik perpustakaan sebagai organisasi. Anda dapat membacanya pada modul 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan ya.....!

Sebagai sebuah organsasi tentunya perpustakaan memiliki rumah tangga. Cara mengatur rumah tangga perpustakaan disebut dengan tatagerha perpustakaan.

Dalam perpustakaan, arus materi perpustakaan dari sejak dipesan sampai diterima perpustakaan dan kemudian siap dipakai oleh pembaca mengikuti tahap berikut ini,

1. Jasa teknis- Akuisisi

2. Katalogisasi dan klasifikasi

3. Persiapan untuk peminjaman

4. Jasa Pembaca

5. Pemeliharaan koleksi


Beberapa kegiatan yang ada di Perpustakaan yang meliputi administrasi umum, manajemen kepegawaian, hubungan masyarakat, pemilihan dan penyiangan bahan perpustakaan, pengadaan, pengolahan bahan perpustakaan, pendayagunaan bahan perpustakaan, pengkatalogan, klasifikasi dan pengindeksan, pemencaran informasi serta peminjaman mengakibatkan adanya beberapa tugas atau pekerjaanseorang pustakawan yang termasuk ke dalam pekerjaan untuk tenaga profesional dan untuk tenaga non profesional. Nah, sekarang tugas Andalah untuk mencoba menyebutkan kedua pembagian tugas tersebut, tidak perlu seluruhnya Anda kemukakan! Anda cukup mengemukakan beberapa saja, yang terpentingAnda memahami perbedaan kedua tugas tersebut.


Pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin, Anda akan memperoleh poin untuk keaktifan Anda. Selamat Belajar !

pengantar ilmu komunikasi skom 4101

INISIASI I

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI DALAMNYA

Saudara mahasiswa, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah komunikasi. Sering kita mendengar orang berkata ”sebaiknya hal itu dikomunikasikan terlebih dahulu”, ”itu diakibatkan karena adanya miss communication” dan sebagainya. Lalu, apa arti sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri?. Banyak para ahli mendefinisikan komunikasi, namun secara garis besar yang dimaksud dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Dalam proses penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika proses komunikasi berlangsung.

Bila unsur-unsur tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi.

pendidikan kewrganegaraan mkdu 4111

Inisiasi I
Disusun oleh : FR Wulandari, SIP., M.Si

Negara, Bangsa, dan Masyarakat Indonesia
Negara ialah tatanan dari rakyat, wilayah yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat. Negara mempunyai kewenangan yang istimewa; membentuk angkatan bersenjata, lembaga peradilan, pemerintahan, parlemen, mencetak uang, menggunakan kekerasan di wilayah kedaulatannya. Pemerintah merupakan salah satu unsur aparatur negara, sebagai kelompok sosial pada periode terbatas mendapat kesempatan memegang pucuk pimpinan eksekutif. Konsep negara dan teori asal usul negara didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari sudut pkitang mereka. Berdirinya suatu negara, harus memenuhi syarat-syarat, yaitu adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah, warga negara, dan pengakuan pihak lain.
Bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa, dan satu asas spiritual yang tercipta oleh pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya. Faktor yang mempersatukan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa ialah kesamaan latar belakang sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik (masyarakat adil dan makmur aman sentosa).
Ada dua asas yang dipakai dalam penentuan Kewarganegaraan, yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis.
Asas ius soli menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal/kelahiran di suatu negara, adalah warga negara tersebut. Sebagai contoh, apabila Kita punya anak lahir di Amerika Serikat karena Amerika Serikat menganut asas ius soli ini secara otomatis anak tersebut mempunyai Kewarganegaraan Amerika Serikat. (dilihat dari sisi Amerika Serikat).
Asas ius sanguinis, menentukan warga negaranya berdasarkan keturunan (pertalian darah), dalam arti siapa pun anak kandung (yang sedarah seketurunan) akan mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut.
a. Mereka yang mempunyai Kewarganegaraan gkita atau bipatride karena negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius sanguinis sedangkan yang bersangkutan melahirkan anak, tinggal di negara yang menganut asas ius soli.
b. Mereka yang sama sekali tidak mempunyai Kewarganegaraan (apatride) karena yang bersangkutan dilahirkan di negara yang menganut asas ius sanguinis sedangkan negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius soli.

Masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan individu yang luas dan terpola dalam lingkup yang besar (negara) atau kecil dalam suatu suku bangsa atau kelompok sosial lainnya. Masyarakat warga negara (civil society) atau masyarakat madani bukan berarti masyarakat sipil. Civil society adalah wilayah atau ruang publik yang bebas, di mana individu, warga negara melakukan kegiatan secara merdeka menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul. civil society sebagai suatu tatanan kehidupan yang menginginkan kesejajaran hubungan antara warga negara dan negara atas dasar prinsip saling menghormati, hubungan negara dengan warga negara bersifat konsultatif (tidak konfrontatif), warga negara mempunyai kewajiban dan hak, dan negara memperlakukan warga negara secara adil, hak dan kebebasan yang sama equal right. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat (masyarakat warga negara) diperlukan adanya kesatuan pola pikir, sikap dan tindakan. Bela negara merupakan kewajiban dan hak setiap warga negara. Oleh karena tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah tanggung jawab bersama sebagai bangsa. Falsafah bangsa, pkitangan hidup, ideologi, dasar negara, konstitusi, Wasantara dan Tannas merupakan kerangka dasar kehidupan nasional yang hierarkis.
Pancasila merupakan falsafah, pkitangan hidup, ideologi/paham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terpisahkan dalam UUD 1945. Dalam mencapai tujuan nasional diperlukan teori-teori atau asas-asas yang diyakini kebenarannya sebagai pedoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas sebagai doktrin pelaksanaan.

Makna dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1. Upaya sadar.
2. Menyiapkan calon pemimpin.
3. Mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian, membela bangsa dan negara.

Dasar sejarah
1. Upaya pada masa penjajahan.
2. Gerakan yang dimulai pada tahun 1908.
3. Ikrar Pemuda pada 28 Oktober 1928.
4. Semangat pemuda pada masa Jepang.
5. Proklamasi kemerdekaan.
6. Perjuangan pada awal masa kemerdekaan.
7. Pengkhianatan, pemberontakan, dan penyelewengan.

Dasar Hukum
UUD 1945: Pembukaan, Pasal 3 0 ayat (1), Pasal 31 ayat (1). Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 22/U/1973 KEP/B/43/XIII/ 1967
1. UU No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara RI yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU Pertahanan Negara. Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 001 /N/1982 KEP/002/II/1985.
2. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di sempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
4. Keputusan dengan Dikti No 38/Dikti/Kep/2002.

Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral.
Untuk mencapai tujuan itu Pendidikan Kewarganegaraan membahas Wasantara, Tannas, politik dan strategi nasional, politik dan strategi pertahanan keamanan, serta sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

Kaitan Hubungan Antara Materi Dengan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan (power) yang merupakan derivasi dari Pancasila, yaitu “Tannas”. Adalah kewajiban para pemimpin termasuk para mahasiswa sebagai calon pemimpin harus menjawab dan memahami konsepsi “Tannas”.
Kemampuan/kekuatan (power) diwujudkan melalui pembangunan nasional. Kebijaksanaan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional diwujudkan dalam bentuk GBHN (sekarang Propenas) oleh MPR setiap tahun. Oleh karena itu, pada hakikatnya GBHN (Propenas) adalah Politik Nasional dan Strategi Nasional.
Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kerangka Tannas yang diwujudkan dalam Pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Sekarang Propenas mutlak disertai dengan kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara.

psikplogi perpustakan pust 2226

Sebagai pustakawan, Anda tidak hanya berhadapan dengan buku atau bahan pustaka. Anda juga akan menghadapi pengunjung perpustakaan yang mempunyai perilaku sangat beragam. Kadang perilaku pengunjung begitu menyenangkan, sehingga Anda semakin menyukai pekerjaan Anda sebagai pustakawan. Namun, seringkali pula terjadi, perilaku pengunjung kurang menyenangkan dan membuat Anda sakit kepala. Nah.... dengan mempelajari psikologi terutama psikologi perpustakaan, maka Anda akan mempunyai wawasan lebih luas tentang perilaku manusia. Dengan demikian, maka Anda akan dapat lebih memahami perilaku pengunjung maupun perilaku Anda sendiri. Dengan memahami diri Anda sendiri, Anda akan dapat lebih meningkatkan diri menjadi pustakawan yang baik.

Jika Anda telah membaca modul 2 tentang manusia dan kepribadiannya, maka pada Kegiatan Belajar 2 dibahas tentang kepribadian manusia. Pada halaman 33, Holland mengemukakan enam tipe kepribadian yang sangat menonjol. Berdasarkan teori tersebut, seorang pustakawan sebaiknya memiliki kepribadian dengan tipe yang manakah?

Berikan pendapat Anda! Jangan ragu untuk menulis pendapat Anda. Apapun pendapat Anda, tidak akan ada yang menganggap Anda bodoh. Gunakan fasilitas ini untuk melatih kemampuan Anda berdiskusi dan sekaligus melatih diri menulis untuk ujian esai. Keuntungannya, jika menulis pada rubrik ini, aktivitas Anda mendapat nilai kontribusi 15 %. Kami tunggu jawaban Anda.

Sebagai pustakawan, Anda tidak hanya berhadapan dengan buku atau bahan pustaka. Anda juga akan menghadapi pengunjung perpustakaan yang mempunyai perilaku sangat beragam. Kadang perilaku pengunjung begitu menyenangkan, sehingga Anda semakin menyukai pekerjaan Anda sebagai pustakawan. Namun, seringkali pula terjadi, perilaku pengunjung kurang menyenangkan dan membuat Anda sakit kepala. Nah.... dengan mempelajari psikologi terutama psikologi perpustakaan, maka Anda akan mempunyai wawasan lebih luas tentang perilaku manusia. Dengan demikian, maka Anda akan dapat lebih memahami perilaku pengunjung maupun perilaku Anda sendiri. Dengan memahami diri Anda sendiri, Anda akan dapat lebih meningkatkan diri menjadi pustakawan yang baik.

Jika Anda telah membaca modul 2 tentang manusia dan kepribadiannya, maka pada Kegiatan Belajar 2 dibahas tentang kepribadian manusia. Pada halaman 33, Holland mengemukakan enam tipe kepribadian yang sangat menonjol. Berdasarkan teori tersebut, seorang pustakawan sebaiknya memiliki kepribadian dengan tipe yang manakah?

Berikan pendapat Anda! Jangan ragu untuk menulis pendapat Anda. Apapun pendapat Anda, tidak akan ada yang menganggap Anda bodoh. Gunakan fasilitas ini untuk melatih kemampuan Anda berdiskusi dan sekaligus melatih diri menulis untuk ujian esai. Keuntungannya, jika menulis pada rubrik ini, aktivitas Anda mendapat nilai kontribusi 15 %. Kami tunggu jawaban Anda.

pengantar ilmu komunikasi skom 4101

INISIASI I

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI DALAMNYA

Saudara mahasiswa, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah komunikasi. Sering kita mendengar orang berkata ”sebaiknya hal itu dikomunikasikan terlebih dahulu”, ”itu diakibatkan karena adanya miss communication” dan sebagainya. Lalu, apa arti sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri?. Banyak para ahli mendefinisikan komunikasi, namun secara garis besar yang dimaksud dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Dalam proses penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika proses komunikasi berlangsung.

Bila unsur-unsur tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi.

INISIASI I

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI DALAMNYA

Saudara mahasiswa, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah komunikasi. Sering kita mendengar orang berkata ”sebaiknya hal itu dikomunikasikan terlebih dahulu”, ”itu diakibatkan karena adanya miss communication” dan sebagainya. Lalu, apa arti sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri?. Banyak para ahli mendefinisikan komunikasi, namun secara garis besar yang dimaksud dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Dalam proses penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika proses komunikasi berlangsung.

Bila unsur-unsur tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi.

pelayanan bahan pustaka pust 2135

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

pelayanan bahan pustaka pust 2135

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi

Pengertian dan Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pemakai perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterpakaian bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan kegiatan sirkulasi adalah:

a. Agar pemakai dapat memanfaatkan koleksi seoptimal mungkin.

b. Diketahuinya anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya. Hal ini memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pemakai lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Diketahuinya tingkat keterpakaian koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Untuk melancarkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

1. Peraturan penggunaan bahan pustaka

2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.

3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.

4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.

5. Prosedur peminjaman.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sistem buku/ kartu besar

2. Sistem sulih

3. Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4. Sistem BIC (Book Issue card)

5. Sistem ’token charging’

6. Sistem Browne

7. Sistem Islington (variasi Browne)

8. Sistem Newark

9. Sistem kartu tebuk

10. Sistem Terkomputerisasi